NETMASK/SUBNETMASK
Untuk pengelompokan pengalamatan, selain nomor
IP dikenal juga netmask atau subnetmask. Yang besarnya sama dengan
nomor IP yaitu 32 bit. Ada tiga pengelompokan besar subnet mask yaitu
dengan dikenal, yaitu 255.0.0.0 , 255.255.0.0 dan 255.0.0.0.
Pada dunia jaringan, subnetmask tersebut dikelompokkan yang disebut class dikenal tiga class yaitu :
1. Class A, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.0.0.0
2. Class B, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.0.0
3. Class C, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0
Gabungan
antara IP dan Netmask inilah pengalamatan komputer dipakai. Kedua hal
ini tidak bisa lepas. Jadi penulisan biasanya sbb :
IP : 202.95.151.129
Netmask : 255.255.255.0
Suatu
nomor IP kita dengan nomor IP tetangga dianggap satu kelompok (satu
jaringan) bila IP dan Netmask kita dikonversi jadi biner dan diANDkan,
begitu juga nomor IP tetangga dan Netmask dikonversi jadi biner dan
diANDkan, jika kedua hasilnya sama maka satu jaringan. Dan kita bisa
berhubungan secara langsung.
Ketika
kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP
yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin
berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan
apakah ia berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka yang
dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP
dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita
255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3 byte
pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya
255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah
10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung
berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada
pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka
tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam
suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian,
misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb.
Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan
jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan
jaringannya dengan bagian yang lain.
Ada beberapa alasan yang
menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal
(LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi :
Teknologi yang
berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam
teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai
LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
Sebuah jaringan mungkin
dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi.
Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik
dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak
host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari
jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.
Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.
Pembagian
jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut
sebagai subnetting. Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi
jaringan besar tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap
subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no
IP.
Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan
dengan netID diset 1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset
0.
Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian
bit hostID untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang
digunakan untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID,
jumlah subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap
subnet menjadi semakin sedikit.
Cara Pembentukan Subnet :
Misal
jika jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan
range 192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit
pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal
ini adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan
nomor komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik
mulai dari 0.0 – 255.255). Jadi netmasknya/subnetmasknya adalah
255.255.0.0
Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan cara mengubha subnet yang ada.
Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :
1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk
2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan :
1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner.
Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan. 255 11111111
2. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID
Dari 255 11111111 jumlah bitnya adalah 8
3. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.
Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.
4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetIDLama.
Jadi NetID baru kita adalah NetIDlama + SubNetID :
11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)
Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :
192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx dengan netmash 255.255.255.0.
xxx menunjukkan hostID antara 0-255
Biasa
ditulis dengan 192.168.0/24 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24
menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask).
Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran sama.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :
1. Ubah IP dan netmask menjadi biner
IP : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.255.0 11111111.11111111. 11111111.00000000
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.
2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.
Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
Jadi
netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan
range IP dari 1 -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30
host/komputer
Alokasi Range IP
1 192.168.1.0 – 192.168.1.31
2 192.168.1.32 – 192.168.1.63
3 192.168.1.64 – 192.168.1.95
4 192.168.1.96 – 192.168.1.127
5 192.168.1.128 – 192.168.1.159
6 192.168.1.160 – 192.168.1.191
7 192.168.1.192 – 192.168.1.223
8 192.168.1.224 – 192.168.1.255
Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan (NetID) dan akhir sebagai broadcast.
Misal
jaringan A 192.168.1.0 sebagai NetID dan 192.168.1.31 sebagai broadcast
dan range IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-192.168.1.30.